Bagaimana cara menghadapi anak yang mulai mencuri?
Dunia anak-anak begitu berwarna dan
imajinatif. Tingkah laku mereka yang menggemaskan dan suka mencuri perhatian
insan dewasa seringkali membuat kita terhibur. Tapi di balik kelucuan pada
anak-anak, sebetulnya ada hal yang harus kita perhatikan, seperti perkembangan sikap
yang anak alami serta hubungan antara anak dengan lingkungan di sekitarnya.
Begitu banyak kecemasan yang dihadapi oleh
para orangtua terhadap anak mereka. Salah satunya ketika anak mereka mulai atau
memiliki kebiasaan buruk seperti mencuri. Tentu saja ini merupakan hal yang
cukup serius dan perlu ditangani secara intensif. Menurut salah satu dosen
Psikologi di Universitas Tarumanagara, Yohana Theresia, M.Psi, cara kita
menghadapi anak yang mencuri adalah kita harus mengetahui sebab utama mengapa
anak tersebut mencuri. Berbagai faktor yang mendukung anak mulai mencuri,
seperti anak butuh perhatian lebih dari orangtua ataupun kebutuhan anak tidak
tercukupi.
Pada remaja, menghabiskan waktu bersama
teman sepergaulannya dengan berjalan-jalan atau memiliki barang yang dipakai
bersama merupakan hal yang sangat umum terjadi. Semua itu menuntut sang anak
untuk memiliki uang jajan tambahan. Seringkali mereka meminta uang tambahan
kepada orangtua namun ditolak. Hal tersebut membuat mereka memilih untuk
mencuri uang orangtua.
Cara menghadapi kasus seperti ini adalah mengarahkan
anak bahwa ia tidak harus mencuri jika ingin mendapatkan uang. Arahkan anak
pada bidang yang mereka suka, seperti bernyanyi atau melukis. Dengan begitu,
anak dapat menghasilkan sesuatu (uang) dari bakat yang mereka miliki. Selain
itu, berikan arahan yang tepat kepada orangtua. Orangtua harus mengetahui bahwa
ada faktor perilaku yang dapat membatasi anak sehingga anak merasa terkekang.
Komunikasi antara orangtua dan anak juga harus baik.
Faktor kurang perhatian dari orangtua merupakan
penyebab yang paling sering terjadi. Hal ini harus diselidiki dari mana anak
merasa kurang mendapatkan perhatian. Apakah dari orangtuanya atau dari teman
sekitarnya. Banyak kasus orangtua yang terlalu sibuk mencari nafkah sehingga
anak menjadi terlantar.
Nah, pada kasus yang seperti ini, sang anak
harus diperbaiki moralnya. Ajarkan kepada mereka bahwa mencuri merupakan hal
yang tidak baik. Banyak cara untuk mencuri perhatian orangtua. Salah satunya dengan mencapai prestasi
sehingga orangtua merasa bangga. Selain terhadap anak-anak, orangtua pun harus
diberi masukan agar mereka dapat memberi atau membagi waktu dengan anak.
Menurut Angelica, mahasiswi Teknik
Manajemen Industri Universitas Bunda Mulia, ada beberapa faktor external dan internal yang mendukung seorang anak mencuri. Faktor internal: (a) kebutuhan mendesak yang
membuat anak terpaksa untuk mencuri, dan (b) kleptomania (gangguan mental yang membuat penderitanya selalu ingin
mencuri). Faktor external yang
mendukung anak mencuri adalah lingkungan sekitarnya yang sering mencuri, baik
dari orangtua atau teman-teman di sekitarnya.
Oleh karena itu, hendaknya kita membimbing
anak tersebut ke arah yang lebih baik. Anak memang sering membuat kesalahan,
tapi sebaiknya kita memberikan arahan yang baik kepada anak. Suatu kesalahan
adalah pelajaran hidup.
sumber: google
Penulis : Yen ni
Editor : Putri Janiviani
Sumber:
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Kleptomania
Komentar
Posting Komentar