Efek Tayangan Tindakan Kriminal Terhadap Anak
Dengan perkembangan teknologi
yang semakin maju, hampir setiap keluarga mempunyai satu atau lebih televisi di
rumah. Siapapun, dari anak-anak sampai orang dewasa, suka menonton televisi
bahkan tidak bisa berhenti menonton atau ketagihan. Tayangan di televisi tentu
bermacam-macam. Ada acara-acara seperti berita, acara komedi, ajang pencarian
bakat, sinetron, sitkom, dan sebagainya.
Kebebasan jam tayang,
jenis acara, artis sebagai pengisi acara atau pemain telah mempengaruhi kondisi
tayangan dari televisi di Indonesia. Terkadang tontonan yang ada batas usianya
tidak digubris. Apabila orang dewasa menonton tayangan anak-anak tentu tidak
masalah. Namun, bagaimana jika anak-anak yang melihat tayangan untuk orang
dewasa lalu meniru hal-hal negatif dari tayangan tersebut?
Setiap tayangan tentu
memberikan pesan dan tujuan yang berbeda kepada penonton. Tayangan komedi
bertujuan untuk menghibur masyarakat, tayangan pencarian bakat bertujuan untuk
membuka jalan bagi para pemilik bakat, tayangan berita bertujuan untuk
mengungkap sisi lain yang mungkin tidak biasa kita tahu atau rasakan, memberi
informasi, meningkatkan kewaspadaan, dan sebagainya. Sayangnya, ada efek negatif
yang diberikan terhadap penonton yang masih belum dewasa.
Apa saja sih efek yang
dapat diberikan tayangan kriminal terhadap anak? Yuk, simak poin-poin berikut
ini:
1. Menirukan
Anak-anak di bawah batas dewasa tentu
masih dalam masa meniru. Apa yang dilihat, kemungkinan besar akan dipraktikkan
ke dalam dunia nyata. Maka tak sedikit karena tayangan di televisi, anak
cenderung meniru. Contohnya, anak meniru peran antagonis di sinetron, mereka
mencuri, mungkin sampai melakukan aksi seperti begal atau pemerkosaan seperti
di berita. Jadi, anak memiliki kemungkinan untuk menirukan adegan kriminal di
tayangan tersebut.
2. Anak
jadi rawan takut
Karena tayangan berita adalah tayangan
nyata yang benar-benar terjadi, bukan seperti sinetron yang mempunyai sutradara.
Anak jadi mudah ketakutan dan tidak mudah percaya pada orang lain. Sebetulnya,
tidak semua orang berniat jahat. Namun, karena habis menonton tayangan tindakan
kriminal, anak bisa langsung lari atau takut berlebihan karena berpikir akan
diperlakukan sama dengan apa yang dia lihat di berita kriminal.
Bagaimana cara untuk mengatasi
efek-efek tersebut? Berikut kami jabarkan beberapa caranya.
1. Batasi
seberapa lama dan berita apa saja yang boleh dilihat
Misalnya ketika sedang menonton TV, maka
sebaiknya anak tidak diperlihatkan tayangan pembunuhan.
2. Orangtua
mendampingi, membantu menjelaskan, dan memberi pengarahan pada anak
Jika tetap melihat, maka orangtua
dapat menjelaskan kepada anak mengapa orang yang melakukan tindak kriminal
berbuat hal itu dan apa yang akan terjadi jika mereka melakukan hal tersebut
kepada orang lain. Tentunya, anak harus terus didukung untuk taat aturan dan
hukum.
3. Ajak
anak berdiskusi
Orangtua harus memastikan apabila anak
masih memiliki pertanyaan. Misalnya, apakah anak masih memiliki kebingungan
tentang nilai-nilai moral yang harus ditaati? Apabila kita tidak yakin dengan
jawaban yang akan kita berikan, maka ada baiknya orangtua menunda dulu
menjawabnya dan mencari tahu jawaban yang lebih tepat.
4. Bantu
atasi rasa takut anak akibat melihat tayangan tindak kriminal
Orangtua harus membuat anak tetap
merasa aman.Beritahu bahwa mereka akan baik-baik saja dan mereka hanya perlu
lebih berhati-hati. Ingatkan anak untuk waspada di segala situasi dan sebaiknya
selalu didampingi orang dewasa.
sumber: google
Penulis : Lenny Wiramihardja
Editor : Sari Wardana
Sumber :
Komentar
Posting Komentar