Keberanian Polisi dalam Menghadapi Kriminal


Pernahkah kalian melihat petugas berseragam abu-abu yang tengah mengatur lalu lintas sebuah jalanan? Sosok berwibawa tersebut adalah seorang anggota kepolisian. Polisi merupakan salah satu profesi yang cukup dikenal di Indonesia. Pekerjaan ini memiliki visi mulia, yakni mewujudkan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat yang prima, menegakkan hukum dan keamanan dalam negeri yang mantap, serta menjalin sinergi polisional yang proaktif. Tanggung jawab mereka sebagai penegak hukum pun cukup banyak. Polisi memiliki misi yang melingkupi deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan operasi penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan. Para anggota kepolisian harus memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan secara mudah, responsif dan tidak diskriminatif, juga menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.
Polisi kerap dihadapkan pada kasus kriminalitas, contohnya ketika penduduk kota Jakarta mengalami panik akibat kasus teror bom di Sarinah, Thamrin pada 14 Januari 2016 lalu. Saat itu, polisi-lah yang bertugas menangani area lokasi teror dan berhadapan dengan para teroris. Selain teror bom, kasus kejahatan lainnya yang dihadapi polisi bisa berupa pencurian, perampokan, hingga pembunuhan. Pada kondisi tertentu, polisi bahkan berwenang menggunakan senjatanya. Salah satu kasus yang pernah dihadapi polisi di Indonesia adalah kasus pencurian mobil di Jawa Tengah, dan aparat kepolisian menggunakan timah panas untuk menangkap tersangka. Kasus lainnya, yakni penggeledahan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap rumah perampok di daerah Pondok Indah. Tentu saja, tindakan tersebut tidak bisa sembarang dilakukan. Tindakan tersebut harus mengikuti aturan-aturan yang telah ada.
Aparat kepolisian harus tegas dalam mengambil keputusan. Pada situasi-situasi genting, perasaan ragu-ragu harus dihilangkan, misalnya pada saat muncul suatu kondisi dimana sang polisi harus melumpuhkan sang kriminal atau tidak. Jika lengah atau tidak yakin, pelaku kriminal bisa saja meloloskan diri dan menggagalkan upaya penangkapan. Salah satu polisi yang berani dalam mengambil keputusan bernama Untung Sangaji. Pak Untung berperan menembak pelaku pemboman di Thamrin pada 14 Januari 2016. Beliau berhasil melumpuhkan pelaku pengeboman dan melindungi masyarakat dengan penuh dedikasi. Menurut Pak Untung, seorang polisi memang dilatih untuk ‘berani mati’ dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak.
Kita pun sering lupa bahwa polisi juga manusia. Dibalik keberaniannya, tentu saja ia juga pernah  merasa takut. Resiko yang dihadapi dalam pekerjaan memberinya beban psikis yang tidak ringan. Masalah psikis personil kepolisian dapat bersumber dari stresor organisasional dan stresor operasional. Penyebab stres organisasional bisa bersumber dari rekan kerja sesama polisi. Pada stresor operasional, masalah psikis ada karena tuntutan bekerja di lingkungan berbahaya. Sebagai contoh, seorang polisi bisa mengalami rasa takut saat ditugaskan ke lingkungan perang atau tempat terjadinya teror bom. Rasa cemas pasti ada, walaupun umumnya polisi tidak menunjukkannya. Mereka harus tetap professional dan tentu saja memprioritaskan keamanan masyarakat.
 Tidak mudah untuk menjalani profesi sebagai polisi. Sebagai seorang anggota aparat kepolisian, mereka membutuhkan komitmen dan keinginan yang kuat. Seorang polisi rela berkorban dan selalu memprioritaskan pelayanannya. Kriminalitas masih terjadi di Indonesia, namun masyarakat bisa lebih tenang karena adanya polisi yang gagah berani dan bertanggung jawab. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, kita perlu untuk terus mendukung dan menghargai mereka. Masyarakat harus berusaha menghilangkan citra negatif dari polisi yang dianggap merepotkan, misalnya ketika mobil didenda akibat melanggar aturan lalu lintas. Semua yang polisi lakukan tentu saja memiliki maksud dan tujuan yang baik, yakni untuk mendisiplinkan masyarakat. Polisi memberikan rasa aman pada masyarakat dan hal tersebut patut diapresiasi. Kehadiran para penegak hukum tersebut sangat berarti untuk Indonesia. Sesuai slogan, mereka melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat.


sumber: google


Penulis : Hanna Christina Uranus
Editor    : Jessyca
Sumber : 






Komentar

Postingan Populer