Serial Killer dan Penyebab-Penyebabnya


Kalau kita mendengar istilah serial killer, kita pasti akan mengingat pembunuh-pembunuh berantai yang membunuh korbannya secara sadis. Ya, memang demikianlah adanya. Serial killer umumnya adalah orang-orang yang melakukan suatu tindak kekerasan (pembunuhan) kepada orang secara terus-menerus dengan motif yang sulit diketahui. Bukan hanya motifnya yang tidak jelas, cara mereka membunuh pun juga terbilang sadis. Ada yang dengan memutilasi, menyayat korban, bahkan sampai ada yang membunuh pasangan-pasangan yang sedang kencan di malam hari. Mereka pada umumnya sulit dilacak.
Sebelum kita sampai ke faktor penyebabnya, ada baiknya kita tengok beberapa kasus-kasus serial killer yang cukup eksis. Pertama kita jalan-jalan dulu ke Amerika, dimana ada seorang pembunuh terkenal yang disebut ”Zodiac Killer” yang sempat beroperasi di daerah California dan sekitarnya pada tahun 1960-an. Dia bertanggung jawab atas 5 kasus pembunuhan yang terjadi pada waktu itu, dua diantaranya adalah pasangan yang sedang berkencan di malam hari. Dia juga selalu memberi tahu detail proses pembunuhannya kepada pihak kepolisian, yang disertai dengan lambang khas pembunuh ini, yaitu lingkaran dengan diberi tanda cross ditengahnya. Pelaku terakhir yang diduga sebagai pembunuh adalah seorang pria bernama Arthur Leigh Allen, yang diketahui meninggal pada tahun 1992. Demikianlah kasus tersebut berhenti dan menginspirasi banyak orang untuk membuat film berdasarkan kisah ini.
Berikutnya, kita ke dalam negeri dimana ada seorang pembunuh berantai yang dikenal sudah memutilasi 11 orang, yaitu Ryan dari Jombang. Kasus ini mulai mencuat pada tanggal 12 Juli 2008, yaitu kasus pada korban pertamanya. Diketahui ia mengubur para korbannya di halaman belakang rumahnya. Kasus ini membuat heboh banyak masyarakat pada masa itu. Setelah pengusutan yang cukup panjang, akhirnya Ryan harus dihukum mati atas perbuatannya tersebut pada tanggal 6 April 2009.
Nah, berikutnya kita pergi lagi ke benua Amerika, tepatnya di Kolombia, dimana ada seorang pembunuh berantai bernama Daniel Carmago Barbosa. Pria ini bertanggung jawab atas sedikitnya 150 kasus pemerkosaan dan pembunuhan pada gadis-gadis muda pada tahun 70-an sampai 80-an. Setelah banyak keluar dan masuk penjara bahkan luar negeri, Ia akhirnya dibunuh di penjara oleh Masache Luis Narvaez yang merupakan sepupu dari salah satu korbannya.
Sekarang mari kita lihat penyebab dari tindakan-tindakan mereka ini. Berdasarkan sumber, rata-rata serial killer ini memiliki pengalaman-pengalaman yang kurang baik dalam hidupnya. Pada kasus Ryan, diketahui bahwa ia adalah seorang homoseksual dari kelas menengah ke atas. Korban pertamanya disebabkan karena rasa tidak senang akan korban yang mengajak pacarnya melakukan hubungan seksual. Perihal homoseksual ini mungkin disebabkan pergaulannya saat SMP, dimana ia lebih banyak memiliki teman wanita dibanding teman pria. Bahkan ia cenderung menekuni pekerjaan wanita seperti berdandan dan menari. Di masa kecil, Ryan mengalami masalah keluarga, yaitu ayah dan ibunya tinggal terpisah sehingga Ryan terpaksa tinggal di pesantren. Hal ini menjadi salah satu pengaruh dari kepribadian Ryan yang berbeda dengan yang lain.
Kemudian pada kasus Daniel Carmago, ia juga memiliki hal serupa dengan Ryan, yaitu masa kecil yang disertai pengalaman kurang baik. Saat masih kecil, Daniel sudah ditinggal ibunya yang meninggal dunia dan harus hidup dengan ayahnya yang emosional beserta ibu tirinya yang kejam. Ibu tirinya bahkan kadang menyuruh mengenakan pakaian perempuan padanya sehingga ia diejek teman-temannya. Pengalaman kurang baik ini berlanjut hingga ia dewasa, dimana ia berselingkuh dengan seorang gadis ketika dirinya sudah memiliki 2 anak, ditambah gadis yang ia selingkuhi ini ternyata sudah tidak perawan. Hal ini yang kemudian menyebabkan ia membunuh dan memperkosa wanita-wanita muda.
Jika kita mengacu pada teori psikoanalisis, tidak terpecahkannya konflik yang dihasilkan dalam trauma masa kanak-kanak mengakibatkan ketidakteraturan kepribadian (yang biasa dikenal dengan mentally disorder) dan tingkah laku agresif seseorang. Daniel Carmago mengalami trauma masa kecil terhadap ayah dan ibu tirinya, tinggal bersama ayah yang emosional dan ibu yang kejam (memakaikan pakaian perempuan) tentu mengubah cara pandangnya terhadap wanita dan keluarga. Hal yang tidak terpecahkan ini akhirnya terbawa  sampai ia dewasa, dimana keluarganya sendiri ia abaikan dan ia seakan membenci wanita dengan cara membunuh dan memperkosa mereka.
Hal yang serupa juga berlaku pada kasus Ryan dari Jombang. Tidak adanya kasih sayang orang tua pada masa kecil membuat perilaku Ryan menjadi agresif (bahkan homoseksual) di kemudian hari. Jadi, penyebab serial killer dapat dikatakan terjadi karena adanya trauma atas suatu pengalaman buruk di masa lalu yang dapat memengaruhi tindakan mereka di masa dewasa. Sementara itu, terdapat faktor lingkungan juga. Pada kasus Daniel, ia diketahui tidak memiliki tempat tinggal yang benar-benar pasti seumur hidupnya. Sedangkan pada Ryan, ia tinggal di kawasan-kawasan semacam apartemen dan hotel dimana komunikasi antar anggota masyarakat biasanya sangat jarang. Dan faktor terakhir adalah kesempatan yang bisa muncul secara tiba-tiba dan dimanfaatkan dengan baik oleh para serial killer.



Penulis : Abiel
Editor :Tim Editor BuPsi Untar
Daftar Pustaka:
Feist, J., Feist, J. G. (2009). Theories of Personality. New York: McGraw Hill


Komentar

Postingan Populer